
- Menteri Bintang Optimis Keterwakilan Perempuan di Legislatif Capai 30 Persen Pada Pemilu 2024
- Rita Dondokambey Ajak PKK Kabupaten/Kota Aktif Sukseskan Program Pemerintah
- Transformasi Digital Solusi Strategis untuk Kompetitif
- Angela Tanoesoedibjo Ajak Milenial Berperan dalam Pengembangan Pariwisata
- Jaga Kerukunan Bangsa dengan Moderasi Beragama
- Kemen PPPA dan UNRC Indonesia Bahas Isu Kesetaraan Gender
- Presiden: Penanganan Pandemi Selaras Dengan Pemulihan Ekonomi Nasional
- Pemerintah Targetkan 1 Juta Vaksinasi Per Hari
- Rawis : Penting, Kolaborasi Strategis KMPM & GAPEMPI
- Sri Mulyani Terima Penghargaan Public Leader Awards
Selamat Ulang Tahun Dubes Sinyo Harry Sarundajang
Berita Terkait
- Emma Alam, Gadis Cantik Penakluk World Memory Championship Ke-290
- Inilah Kamera Saksi Sejarah Indonesia Milik Frans Mendur0
- Wisata Pantai Malalayang Bakal Mirip Prancis0
- Mengenal John Lie, Laksamana Keturunan China Diabadikan Jadi Nama Kapal Perang0
- Ben Wowor, Pelaku Peristiwa Heroik Merah Putih 1946, Berusia 99 Tahun0
- Bernad Sutrisno, Sekjen KPU Putra Minahasa0
- Profil Petrus Golose, Gemilang di Densus 88 dan Berkontribusi Lahirkan UU ITE0
- Petrus Golose, Putra Sulawesi Utara Jadi Jenderal Bintang Tiga0
- Seohyun Girls Generation Donasi Rp 1,2 M Peduli Perempuan0
- Risma Blusukan, Inilah Janjinya untuk Pemulung0
Berita Populer
- Revilla Oulina, Perempuan Indonesia Pertama yang Jadi Komandan Pasukan PBB
- Inilah 9 Lagu Manado Paling Populer
- GPMPI Desak Pemerintah Larang Skullbreaker Challenge
- Kisah Inspiratif Azie Taylor Morton, Mantan Menkeu AS
- Inilah 17 Pahlawan Nasional Asal Manado
- Kisah Heroik Pejuang Minahasa Jadi Inspirasi Patung Jatinegara
- Empat Alasan, Mengapa Perempuan Manado Selalu Terlihat Cantik
- Kisah Pilu Rieka Suatan, Artis Film Era 70-80-an Sengsara Diusia Senja
- Nurhayati Subakat, Bos Wardah Sumbang Rp 40 M untuk Tangani Corona
- Theo L Sambuaga : Kogamtih Bukan Organ Pemukul Tapi Merangkul

Manado, GPMPI.com - Hari ini, 16 Januari 2021 Duta besar (Dubes) Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Republik Filipina merangkap Kepulauan Marshall dan Republik Palau, DR Sinyo Harry Sarundajang (SHS) merayakan hari ulang tahunnya yang ke 76.
Ketua Gerakan Perempuan Merah Putih Indonesia (GPMPI) Sulawesi Utara Ferry Boy Martin Rende dalam pesan singkatnya menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada SHS. "SUT ke 76 Bapak DR. Sinyo Harry Sarundajang, Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Philipina, Kepulauan Marshal dan Palau. Panjang Umur, selalu sehat dan diberkati Tuhan," Ujar Ferry Rende, Sabtu 10/01/2021.
Ferry berharap diusianya yang menginjak 76 tahun, SHS selalu diberikan kesehatan sehingga dapat memgemban tugas negara sebagai dubes Republik Filipina merangkap Kepulauan Marshall dan Republik Palau dengan sebaik-baiknya.
Drs. Sinyo Harry Sarundajang lahir di Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara, 16 Januari 1945/ SHS adalah mantan Gubernur Sulawesi Utara ke-12 yang menjabat selama dua periode. Pada pemilihan Kepala Daerah Sulawesi Utara 2005-2010, ia berpasangan dengan Freddy Harry Sualang.
Pada pemilihan Kepala Daerah Sulawesi Utara 2010-2015, ia berpasangan dengan Djouhari Kansil. Sebelumnya ia juga merupakan Birokrat pada Departemen Dalam Negeri yang pernah ditunjuk menjadi Penjabat Gubernur di 2 provinsi yaitu Provinsi Maluku dan Maluku Utara.
Pada February 2018 ia dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Duta Besar Indonesia untuk Filipina merangkap Kepulauan Marshall dan Palau. Penunjukan Sinyo Sarundajang sebagai Dubes RI untuk Filipina, oleh Presiden bisa dipastikan karena pertimbangan matang dan terukur.
Penunjukan ini memperlihatkan pemerintah memiliki rekaman data yang valid. Dan tidak berlebihan kalau Sinyo dijuluki sebagai salah seorang putera senior terbaik bangsa yang dimiliki Indonesia saat ini. Salah satu datanya menunjukkan dia seorang yang loyal pada NKRI dan setia terhadap bangsanya.
Dari enam jutaan PNS yang ada, Sinyo tercatat sebagai satu di antara sedikit dari PNS itu yang meniti karir birokratnya di daerah kemudian mengakhiri puncak karirnya, juga di daerah yang sama.
Dia memulai karir sebagai PNS di kantor Gubernuran Sulawesi Utara di tahun awal 1970 dan pensiun sebagai PNS dengan status Gubernur Sulut pada akhir 2015. Sinyo, merupakan lulusan FISIP UNSRAT Sulawesi Utara. Hampir setengah abad, waktu dan pengabdiannya dihabiskan di ruang dan lingkungan PNS.
Sebelumnya, Sinyo merupakan Walikota pertama kota Bitung, ketika kota pelabuhan samudera di provinsi Sulut itu dijadikan model oleh pemerintah Orde Baru untuk membentuk sebuah kota “Administratif”.
Salah satu catatan menarik saat Sinyo menjadi Walikota Kota Admnistratif Bitung, yakni keberhasilannya membuat Presiden Soeharto yang sehari-har berkantor di Jakarta, mengunjungi kota terpencil yang dia pimpin.
Presiden kedua RI itu lebih dikenal sebagai pemimpin yang lebih suka melihat kehidupan petani. Sementara Bitung, bukanlah kota atau kawasan yang memiliki lahan pertanian. Bitung lumbung ikan tuna. Bukan lumbung beras.
Industri perikanan laut, tidak banyak dikenal masyarakat. Namun disitulah kelebihan Sinyo Sarundayang. Dia mampu membuat Presiden Soeharto terkesan dengan apa yang dilakukan oleh seorang walikota tak dikenal.
Saat Sinyo Sarundayang menjabat Walikota Administratif Bitung, dia berhasil menjadikan Davo City dan Bitung sebagai “kota bersaudara” atau “sister city”.Sehingga secara psikologis, Sinyo punya kedekatan dengan Filipina melalui kerja sama ini.
Namun yang tak kalah pentingnya, Sinyo merupakan pejabat RI yang pernah ditugaskan pemerintah untuk mendamaikan pihak-pihak berkonflik di Maluku.
Saat kepercayaan masyarakat Maluku terhadap pemerintah merosot, sehingga timbul konflik antar agama di provinsi tersebut, adalah Sinyo Sarundayang yang dipercaya menjadi Pejabat Gubernur Maluku. Dia merangkap sebagai Irjen Departemen Dalam Negeri atau “orang ketiga” di Kementerian tersebut.
Penetapan Sarundajang sebagai Gubernur di daerah konflik – saat itu, sangat berresiko dan sensitif. Sebab kalangan militer saja, tidak mampu meredam emosi permusuhan di kalangan warga Maluku.
Dia juga seorang Nasrani tapi harus menjadi juru damai antara Kristen dan Islam yang tengah berkonflik. Namun Sarundayang berhasil. Hingga sekarang perdamaian di Maluku tetap terpelihara.
Keberhasilan Sarundayang menghenikan konflik antara agama di Maluku, bukan mustahil reseonya bisa disumbangkannya ke pemerintah Filipina. Mengingat negara tetangga ini, di Filipina Selatan, memiliki persoalan yang mirip dengan apa yang terjadi di Maluku, lebih dari 10 tahun lalu.
Kita berharap gagasan mewujudkan “Segitiga Filipina-Malaysia-Indonesia”, sebagai kawasan pertumbuhan yang menjanjikan, tapi tengah terbengkalai, bisa tercapai di tangan Dubes Sinyo Sarundayang. GBU Pak Sinyo. (berbagai sumber)
