
- Merliaty Simanjuntak, Istri Bupati ini Sosok Kartini Tangguh Layani Rakyat
- Mewahnya Pelabuhan Wisata Likupang, Bakal Senyaman Bandara
- Partisipasi Politik Perempuan di Indonesia Penting bagi Kemajuan Bangsa
- Cantiknya Prajurit TNI Deva Natasya yang Kini Berhijab
- Enam Juta Dosis Bahan Baku Vaksin Covid-19 Tiba di Indonesia
- Menkes: Jangan Sampai Kita Lengah terhadap Penyebaran Pandemi
- Bersama Wakasal, Gubernur Olly Tinjau Lokasi Rencana Pembangunan Sekolah TNI AL di Likupang
- Mari Bergerak Bersama Lindungi Anak Korban Terorisme
- Rita Maya Dondokambey Berbagi Kebahagiaan Ramadhan di Panti Asuhan
- Anis Byarwati: Pemerintah Harus Hilangkan Faktor Penghambat Investasi
Kisah Heroik Pejuang Minahasa Jadi Inspirasi Patung Jatinegara
Berita Terkait
- Dukung Kesetaraan dan Keadilan Gender, Komnas Perempuan Mutakhiran Definisi Perempuan0
- Disemayamkan di Gedung Putih, Wagub Kandouw : Kami Tidak Dapat Melupakan Jasa Besar SHS0
- Infrastruktur Menjadi Kunci Pembangunan Inklusif Berkelanjutan0
- Raih Harmoni Award, Bupati Sangihe: Buah Manis Rawat Kerukunan0
- Gubernur Olly Komit Terus Hadirkan Pemerintah di Tengah Masyarakat0
- Rita Dondokambey-Tamuntuan Dilantik Sebagai Ketua TP PKK Sulut0
- SDM Unggul dan Berkualitas, Kunci Keberhasilan Reformasi Birokrasi0
- Kemenag dan TNI Jajaki Sinergi Bangun Narasi Keindonesiaan0
- Implementasi UU ITE Harus Penuhi Rasa Keadilan Masyarakat0
- Ibu Rumah Tangga Bakal Dapat BLT, Begini Penjelasan Menkeu0
Berita Populer
- Inilah 9 Lagu Manado Paling Populer
- Inilah 17 Pahlawan Nasional Asal Manado
- Kisah Inspiratif Azie Taylor Morton, Mantan Menkeu AS
- Revilla Oulina, Perempuan Indonesia Pertama yang Jadi Komandan Pasukan PBB
- GPMPI Desak Pemerintah Larang Skullbreaker Challenge
- Empat Alasan, Mengapa Perempuan Manado Selalu Terlihat Cantik
- 8 Pengacara Cantik Indonesia Sang Pembela Hukum
- Kisah Heroik Pejuang Minahasa Jadi Inspirasi Patung Jatinegara
- Ini Kutipan Inspiratif RA Kartini
- Kisah Pilu Rieka Suatan, Artis Film Era 70-80-an Sengsara Diusia Senja

Jakarta, GPMPI.com - Lokasi Patung Perjoangan Jatinegara berada di ujung Selatan Jl. Matraman Raya, di sebuah area di tengah-tengah pertemuan Jl. Jatinegara Barat dan Jl. Urip Sumoharjo, persis di depan Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat Eukomunia (Gereja Protestan Jemaat Koinoia).
Monumen yang pembuatannya diprakarsai oleh Gubernur KDKI Jakarta Ali Sadikin ini tadinya akan dibangun di sekitar Viadek (viaducht) Jatinegara namun dibatalkan karena tempatnya yang tidak memungkinkan. Pembuatan patung memakan waktu 2,5 tahun dan baru diresmikan pada 7 Juni 1982 oleh Gubernur DKI Jakarta Tjokropranolo. Pembuatan patung dipercayakan kepada seorang pematung bernama Haryadi. Patung dibuat dengan bahan beton cor dan gips, dan pengecorannya dilakukan di Yogyakarta.
Monumen Perjuangan Jatinegara dibangun untuk mengenang peristiwa perjuangan rakyat pada masa perang kemerdekaan di wilayah Jakarta Timur, khususnya di wilayah Jatinegara, sebagai rangkaian perjuangan rakyat di daerah Pasar Jangkrik (Pasar Macan), Paseban, Kampung Melayu, Pulomas, dan daerah-daerah kecamatan lainnya di sekitar perbatasan antara Jakarta Timur dan Jakarta Pusat.
Monumen ini dibangun dengan gaya realis berbentuk 2 sosok manusia yang berdiri tegak di atas landasan setinggi 3 meter. Patung yang menggambarkan seorang pemuda berpakaian seperti seragam tentara (Pejuang TNI) saat itu dan lengkap dengan sepatu bootnya berukuran tinggi 2,5 m, berdiri tegak dengan tangan bersedekap di dada sambil memeluk senapan, ransel dipunggung, dan pada pinggang terdapat pistol, granat, golok (bayonet), dompet serta tempat minum dengan ciri khas tentara. Disampingnya berdiri patung seorang anak laki-laki setinggi 1 m bercelana pendek, telanjang dada, tanpa alas kaki dan di lehernya bergantung ketapel.
Pada landasan berdirinya 2 patung itu tertempel prasasti bertuliskan “Patung Perjoangan Jatinegara. Diresmikan oleh Gubernur KDKI Jakarta, Tjokropranolo. Jakarta, 7 Juni 1982.” Dan satu prasasti lagi bertuliskan: “Tiada Sesuatu Perjoangan Yang Lebih Luhur Daripada Perjoangan Kemerdekaan” “Tidak ada sesuatu perjuangan yang lebih luhur daripada perjuangan untuk kemerdekaan”.
Konon, Patung perjuangan jatinegara ini terinspirasi oleh kisah pemuda asal Minahasa bernama B.Runtunuwu meninggal pada usia 13 tahun setelah berhasil meledakkan Tank Belanda karena melihat ayahnya juga sudah tertembak. Untuk itulah pemerintah membangun patung ayah dan anak di Jatinegara untuk menghormati heroiknya semangat mereka. (berbagai sumber)
